Hari ini saya mulai dengan
rutinitas yang sama. Nonton anime semalaman hingga ketiduran, dan bangun dengan
kepala pusing. Alarm yang meraung-raung menuntut perhatian saya, seperti
biasanya, saya dengan setengah sadar menekan tombol snooze dan melanjutkan mimpi
kembali. Hari ini mungkin sudah 3 kali tombol snozee itu saya tekan. Alhasil
saya bangun 30 menit lebih lambat dari target semula.
Sempoyongan ke kamar mandi,
shalat subuh dan berkemas ke sekolah. Berdandan alakadarnya. Saya mulai jarang
makan pagi, apalagi kebiasaan saya yang sering me “snooze” alarm membuat saya
harus buru-buru berangkat agar tidak ketinggalan angkot.
Jam sudah menunjukkan pukul 7
lewat , dan saya sudah dipastikan telat (lagi) datang ke sekolah. Saya jalan setengah
berlari berharap tidak ada batu yang tiba-tiba muncul di hadapan saya yang
mengakibatkan saya terjerembab dengan cantiknya.. haha
Musik pengiring senam sudah
terdengan dari kejauhan, lalu saya mamasang tampang tak bersalah. Memasuki
gerbang dengan mngendap-endap. Mudah-mudah an saya menjadi sosok “invisible”. Dan
HUAlla.. si kecil arik memergoki saya..
“Ibuk kok telat buk?” mata bulat
itu seolah mengintrogasi saya yang tertangkap basah ini.
Tidak mungkin saya menjelaskan
kronologi kenapa saya telat kepada makhluk imut itu. Saya hanya melempar senyum
dan berlalu dengan cepat. Untungnya saya masih sempat mengawasi anak-anak
senam pagi. Saya mengamati mereka. mengagumi senyuman dan tatapan tanpa dosa
itu. Pipi tembem mereka bergoyang-goyang dengan lucunya. Anak-anak memang
selalu menakjubkan. Entah mengapa ada perasaan bahagia ketika melihat mereka tertawa tentang
hal-hal yang aneh dan menguping pembicaraan mereka yang absurd.
Saya jadi ingat, dulu saya pernah
sekecil itu. Mengalami masa-masa kecil yang indah. Saya jadi kangen teman-teman
masa kecil saya. Dari dulu saya mempunyai imajinasi yang liar. Saya sering
mempengaruhi