Sesungguhnya saya sedang sedih,stres,
frustasi, dan bad mood. Tapi sekarang saya tidak ingin berkeluh kesah. Tidak
ada gunanya mengeluh. Membuang-buang energi dan mematikan motivasi saya saja.
Bahkan saya tidak bersedia mengeluarkan air mata saya. Menangis itu hanya
membuat penderitaan semakin bertambah. Menangis itu membuat kepala saya sakit.
Tapi tidak menyelesaikan masalah sama sekali. Tuhan tahu sekali saya ini tipe
manusia seperti apa. Saya harus sering-sering di tegur biar tidak lalai. Saya
harus sering-sering di buat jatuh agar saya punya semangat untuk berdiri. Saya
juga harus sering-sering dicambuk supaya saya sadar.
Saya sudah beberapa kali
mengabaikan teguran yang hilir mudik menghampiri saya, saya bersikap tak acuh.
Saya masih saja melakukan apa yang menurut saya “benar”. Saya membutakan mata,
menulikan telinga. Saya seperti orang kehilangan arah. Hanya mengikuti
perasaan.akhirnya saya dipecundangi oleh perasaan saya sendiri.
Namun saya pikir ini fase yang
penting dalam hidup saya. Saya jadi belajar banyak hal. Tapi saya tidak
menyesal sama sekali. Saya bahkan berterimakasih karena Tuhan telah mengajarkan
saya apa sebenarnya harus saya lakukan. Ternyata banyak sekali hal yang tidak
saya ketahui dalam hidup ini. saya jadi lebih menghargai apa-apa yang telah
saya miliki. saya harus belajar ikhlas, saya harus belajar mengalah ketika
hasrat saya untuk menang sedemikian besarnya. Saya juga harus merenung, apa
yang sesungguhnya saya inginkan dalam hidup ini.
Tidak semua yang saya inginkan
itu adalah yang terbaik untuk saya. Saya juga harus menekan ego saya. Saya
sadar sekali kalau saya ini makhluk egois. Tidak semua yang saya inginkan itu
akan saya dapatkan.
Sekarang saat nya bangkit. Saya
tidak ingin mati sebagai pecundang bukan. Saya sudah menentukan prioritas.
Berhenti melakukan hal-hal yang tidak penting. Saya terlalu banyak
membuang-buang waktu. bukankah hasil itu berbanding lurus dengan usaha. Saya
tidak ingin menjadi manusia yang menyedihkan. Yang masa tua nya hanya di penuhi
dengan kata-kata : owwh,seandai nya
dulu..... seandainya... seandainya... it’s a BIG NO!!!
A mistake made with good in
your heart is still a mistake, but it is one for which you must forgive
yourself –
Linda Sue Park
Tidak ada komentar:
Posting Komentar